Sabtu, 04 Desember 2010

"Salahkan Pemuda Itu"

Ditulis oleh Irdia Bushori (Mahasiswa Ilmu Politik semester 9) 

Dalam orasi ilmiah mengenai "Peran Pemuda dalam Pembangunan Bangsa" yang diselenggarakan oleh salah satu BEM Jurusan di Jakarta. yang turut di hadiri oleh praktisi, pemerhati, teoritisi serta pengamat dalam berbagai disiplin ilmu


persiapan acara yang terpola serta tertata dengan rapi, semua berjalan lancar sesuai jadwal. setingan tempat, pembicara, deadline waktu, konsumsi serta berbagai hal yang berhubungan dengan keberlangsungan diskusi ilmiah tersebut.


Maka orasipun dimulai 

"Pemuda merupakan tulang punggung Bangsa di kemudian hari, karena di pundaknyalah maju dan mundurnya umat dan bangsa ini dipertaruhkan, maka sudah selayaknya pemuda di berikan ruang serta akses seluas-luasnya untuk mengeksplorasi potensi-potensinya dengan segmentasi yang optimal dan terarah" (tukas salah satu pembicara)


("Ya betul saya sepakat") Tanggap pembicara yang lain" jaminan pendidikan berupa beasiswa, program pendidikan formal dan non-formal serta elemen-elemen terkait seperti infrastruktur, media pendidikan yang baik, akses informasi dan pemerataan kualitas pendidik yang diamanatkan oleh undang-undang menjadi justifikasi konstitusional bagi tiap pemuda untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dan Negara lewat perangkat-perangkatnya (Pemerintah Pusat dan Daerah) memiliki kewajiban dalam hal itu dan ketika tidak di jalankan maka pemerintah telah mengkhianati amanat konstitusi" (tegas pembicara ini, sambil menatap penuh emosi yang tertahan)


di tengah pemaparan yang serius dan tak jarang berapi-api, pembicara yang lain di persilahkan oleh panelis untuk memeberikan pemaparannya..sambil menarik nafas panjang... kemudian ia lepaskan perlahan.. ("terimakasih") dan memang hanya itu ungkapan yang keluar dari bibirnya..sontak para peserta orasi ilmiah mengernyitkan dahinya..sang panelispun kembali mempersilahkan pembicara yang satu ini untuk memaparkan ide serta gagasannya, dan ia pun kembali melakukan hal yang serupa..


("ah ni pembicara ga serius nih") kesal salah satu peserta orasi ilmiah (bukankah dia sosok pemerhati yang sangat vokal dan kritis saat berbicara fenomena sosial?. dia juga kan alumni terbaik dari universitas luar negeri. riwayat pendidikan dan organisasinyapun tak perlu lagi di pertanyakan, huff... padahal dia yang membuat saya rela ga' kuliah padahal di kampus lagi UTS) "peluh seorang peserta asal depok kepada teman sebelahnya dengan kecewa".. 


sang panelispun terdiam karena ulah sang pembicara..dan ketika sang panelis akan mempersilahkan sang pembicara yang lain untuk memaparkan ide serta gagasannya..



pembicara yang membuat peserta bertanya-tanya pun angkat bicara ('maaf sebelumnya kepada para perwakilan BEM Se Jabodetabek" saya sudah hampir 20 tahun memberikan pemaparan tentang ide serta gagasan mengenai pemuda, kepemudaan dan hal-hal yang terkait dengan pembahasan tentang pemuda, sudah sangat banyak bahkan tak terhitung rasanya, dari mulai pembekalan dalam loka karya,orasi ilmiah, workshop pemuda&kepemimpinan, seminar nasional, diskusi ilmiah, dialog publik bahkan sampai debat yang tak berkesudahan, saya lakoni dengan 1 keyakinan bahwa pasti ada hasil yang mampu di petik. satu, dua atau bahkan 10 sampai 20 pemuda pastinya memahami apa yang saya paparkan pada agenda-agenda yang telah mereka percayakan. saya sebagai narasumbernya)


(tarikan nafas panjang saya mengisyaratkan betapa sulitnya bangsa ini berkembang bahkan mampu bersaing dengan bangsa lain jika instrumen-instrumen pokoknya seperti Pemerintah Pusat dan Daerah lewat dinas terkait tidak memahami atau bahkan menutup mata akan pentingnya pendidikan dan peran pemuda dalam pola pembangunan, baik dalam skala mikro ataupun makro, karena sejatinya fenomena sosial yang terjadi dalam realitas bermasyarakat kita hari ini tak lepas hanya pada kewajiban Negara, kenapa..? karena setiap individu kita pun memiliki andil serta tanggung jawab moril bagi terciptanya iklim yang diharapkan terkait arah bangsa ini kedepan. LSM, ORMAS, OKP, Partai Politik dan unsur-unsur civil society yang lain pun memiliki kewajiban yang sama, karena fungsi dan peran civil society selain sebagai social control juga memiliki fungsi sebagai agregator&problem solver atas berbagai problematika sosial yang melingkupi masyarakat kita hari ini.. atas dasar itulah keluhan-keluhan serta pekikan akan tangis kelaparan dan buta huruf mampu terselesaikan, hanya kepedulian sosial yang kuat dan mendasar atas niat baik serta tulus dengan hanya megharap kebaikan-Nya lah yang mampu menghapus berbagai keterpurukan yang ada pada tiap sudut penjuru negeri ini.. hanya atas prinsip untuk selalu berusaha menjadi yang paling bermanfaat untuk yang lainlah kita mampu menjalin solidaritas sosial akan identitas kebangsaan.


(Maaf sekali lagi para peserta, saya hanya ingin berbagi pengalaman saja, semua pada akhirnya kembali kepada diri kita masing-masing, sudah banyak contoh pemuda yang berlatar belakang kondisi ekonomi menengah kebawah tapi mampu meraih cita serta harapannya, mungkin saya salah satunya, semua pasti ada jalannya saat semangat besar berpadu dengan keyakinan dan usaha yang kuat untuk mencapainya, negara hanya fasilitator atau pemanis saja, "wong kita ga butuh negara ko (pemerintah Pusat dan Daerah)


kalimat akhir sang pembicara ini kembali membuat tanda tanya, kontroversi serta multi interpretatif.. (maaf) sela sang panelis "Maksudnya negara hanya fasilitator dan kita ga butuh negara (pemerintah pusat dan daerah) apa ya?


Jawabannya singkat saja, tegas sang pembicara ini "NEGARA (Pemerintah Pusat/Daerah) Ada Karena ada Rakyat"


sontak bergemuruh aula tempat orasi ilmiah tersebut.. sambut-menyambut tepuk tangan tak henti layaknya sambutan kicauan burung menanti terbitnya sang fajar.


"huff.. memang bapak yang satu ini selalu membuat kita terus berdialektika untuk melanjutkan ungkapannya agar di jadikan bahan diskusi"... (tersenyum sambil menggelengkan kepala salah seorang peserta yang selalu hadir saat sang pembicara ini menjadi narasumber). Keep Respect For Another

Tidak ada komentar:

Posting Komentar